BESTPROFIT
FUTURES MALANG (26/5) - Wall Street menguat pada penutupan perdagangan
Rabu (Kamis pagi waktu Jakarta) terdorong kenaikan harga minyak dan
investor yang mulai menerima kemungkinan kenaikan suku bunga acuan AS
bakal terjadi pada awal bulan depan.
Melansir laman Reuters,
indeks Dow Jones industrial average naik 0,82 persen menjadi 17.851,51
poin. Indeks S&P 500 naik 0,7 persen menjadi 2.090,54 poin.
Sementara indeks Nasdaq Composite bertambah 0,7 persen menjadi 4,894.89.
Indeks
S&P 500 telah meningkat sekitar 15 persen dari posisi terendah pada
Februari dan naik sekitar 2 persen pada tahun ini. Dengan sembilan dari
10 sektor besar pada indeks S&P menguat.
Saham sektor energi
memimpin perdagangan, dengan naik 1,51 persen karena harga minyak
menguat ke posisi US$ 50 per barel. Itu menyusul laporan jika
persediaan minyak mentah AS turun lebih besar dari perkiraan, yang
menambah harapan bahwa aksi jual komoditas mungkin lebih banyak terjadi.
Selain
itu, komentar dari pembuat kebijakan dalam beberapa hari terakhir dan
data ekonomi AS yang baik telah meningkatkan ekspektasi bahwa Federal
Reserve bisa segera menaikkan tingkat suku bunga acuannya lebih cepat
daripada yang perkiraan sebelumnya.
Sektor keuangan pada indeks
S&P naik 1,03 persen dan mengakhiri sesi pada titik tertinggi tahun
ini. Mendapatkan keuntungan dari kenaikan suku bunga yang lebih tinggi
membuat perusahaan sektor keuangan menjanjikan keuntungan lebih. Saham
Bank of America, JPMorgan dan Citigroup naik lebih dari 1,5 persen.
"Apa
yang Anda lihat adalah pengakuan bahwa ini akan terjadi dan investor
semakin nyaman dengan itu. Ada pengakuan bahwa pertumbuhan ekonomi tidak
apa-apa," ujar Kurt Brunner, Manajer Portofolio Swarthmore Group di
Philadelphia.
Sementara perusahaan yang mengalami hari buruk
seperti saham Alibaba Group yang anjlok 6,82 persen setelah perusahaan
diselidiki Securities and Exchange Commission AS, terkait kemungkinan
praktik akuntansi yang melanggar hukum federal.
Sekitar 6,9
miliar saham berpindah tangan di bursa AS, di bawah 7,3 miliar rata-rata
harian selama 20 hari perdagangan terakhir, menurut data Thomson
Reuters. (Nrm/Ndw)
Sumber : Liputan6
Tidak ada komentar:
Posting Komentar