Rabu, 08 Oktober 2025

Bestprofit | Emas Tembus Rekor, Lalu Terkoreksi

 

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2024/03/Gold-Emas.jpg

Bestprofit (9/10) – Emas turun ±0,7% pada awal sesi Asia Kamis (9/10), setelah reli empat hari beruntun. Koreksi ini terjadi usai harga emas mencetak rekor baru di atas $4.000 per ons troy. Meskipun mengalami penurunan, logam mulia ini masih mencatatkan kenaikan lebih dari 50% sepanjang tahun 2025.

Rekor Baru dan Aksi Ambil Untung

Pada Rabu (8/10), harga emas mencatatkan kenaikan harian sebesar 1,4% hingga menembus rekor di atas $4.040/oz, memperpanjang reli empat hari berturut-turut yang telah mengangkat harga ke level tertinggi dalam sejarah. Namun, memasuki awal sesi Asia pada Kamis pagi (9/10), harga spot emas turun tipis sekitar 0,7% ke level $4.014,24.

Penurunan ini sebagian besar disebabkan oleh aksi taking profit atau ambil untung dari para investor, yang melihat potensi koreksi teknikal setelah emas berada dalam kondisi overbought (jenuh beli) hampir sepanjang satu bulan terakhir. Beberapa indikator teknikal seperti RSI (Relative Strength Index) menunjukkan level yang ekstrem, yang secara historis kerap diikuti oleh koreksi harga.

“Pasar emas telah mengalami reli luar biasa selama beberapa minggu terakhir. Koreksi kecil ini sangat wajar secara teknikal,” ujar analis komoditas dari Asia Futures Capital.


Kunjungi juga : bestprofit futures

Faktor-Faktor yang Menggerakkan Harga Emas

1. Ketidakpastian Geopolitik dan Ekonomi Global

Lonjakan harga emas tahun ini terutama didorong oleh ketidakpastian global yang belum mereda. Ketegangan geopolitik, isu perdagangan internasional, dan kekhawatiran terhadap resesi global menjadi faktor utama yang mendorong investor beralih ke aset safe haven seperti emas.

Di sepanjang 2025, pasar global telah dihantui oleh konflik dagang antara AS dan Tiongkok, krisis utang di beberapa negara berkembang, serta gejolak politik dalam negeri di sejumlah negara maju.

2. Debat soal Independensi The Fed dan Stabilitas Fiskal AS

Polemik seputar independensi Federal Reserve dari tekanan politik juga turut memberikan dorongan ke pasar emas. Beberapa pejabat tinggi AS sempat melontarkan kritik terbuka terhadap arah kebijakan moneter, yang dinilai terlalu longgar dan berpotensi memicu inflasi jangka panjang.

Selain itu, kekhawatiran terhadap stabilitas fiskal AS, terutama terkait dengan besarnya defisit anggaran dan utang nasional, turut membuat investor meragukan daya tahan dolar AS sebagai penyimpan nilai jangka panjang. Hal ini menyebabkan banyak pihak melirik emas sebagai alternatif pelindung nilai (hedge).

3. Pembelian Agresif oleh Bank Sentral

Bank sentral di berbagai belahan dunia, terutama negara-negara berkembang, mencatatkan pembelian emas dalam jumlah besar sepanjang 2025. Langkah ini dilakukan sebagai strategi diversifikasi cadangan devisa dan perlindungan terhadap risiko nilai tukar serta inflasi global.

Menurut data dari World Gold Council, beberapa negara Asia dan Timur Tengah menjadi pembeli emas terbesar tahun ini. Pembelian agresif dari institusi resmi ini telah menciptakan permintaan struktural yang menopang harga emas di tengah fluktuasi pasar.

Faktor Geopolitik Mereda, Daya Tarik Safe Haven Menurun

Meskipun harga emas masih berada di level tinggi, sebagian daya tarik sebagai safe haven mulai menurun. Pernyataan Presiden AS Donald Trump yang menyebut bahwa kesepakatan damai di Timur Tengah “sangat dekat” menjadi salah satu katalis yang menenangkan pasar.

Pernyataan ini didukung oleh sinyal positif dari pejabat Israel dan Hamas, yang mengindikasikan adanya kemajuan dalam negosiasi damai yang dimediasi oleh Mesir. Jika perundingan ini benar-benar membuahkan hasil, maka ketegangan di wilayah tersebut—yang sebelumnya menjadi faktor pendorong harga emas—berpotensi mereda.

Meski begitu, analis tetap berhati-hati. “Ketegangan geopolitik bisa berubah sangat cepat. Walau ada sinyal positif saat ini, belum ada kepastian final. Investor tetap waspada dan menahan sebagian alokasi asetnya di emas,” kata seorang analis dari Global Macro Insight.

Pasar Logam Lain Ikut Melemah

Bukan hanya emas yang mengalami koreksi. Logam mulia lainnya seperti platinum dan paladium juga mencatatkan penurunan harga tipis setelah sebelumnya mengalami reli. Meski demikian, pasar kedua logam ini tetap ketat karena permintaan industri dan dukungan dari arus dana ETF (Exchange Traded Funds).

  • Platinum turun sekitar 0,5% dalam perdagangan pagi, meskipun permintaan dari sektor otomotif dan energi hijau masih kuat.

  • Paladium juga terkoreksi tipis, namun tetap dalam tren positif akibat pasokan yang terbatas dari produsen utama seperti Rusia dan Afrika Selatan.

Sementara itu, perak juga ikut turun, tetapi tetap bertahan dekat level tertingginya dalam beberapa dekade terakhir. Perak kerap mengikuti tren harga emas, tetapi juga mendapat dukungan dari permintaan industri, khususnya sektor elektronik dan energi terbarukan.

Stabilitas Dolar dan Pengaruh Terhadap Harga Emas

Pada saat harga emas terkoreksi, Bloomberg Dollar Spot Index tercatat nyaris tidak berubah. Stabilnya dolar AS di pasar global menahan laju emas untuk rebound lebih tinggi. Secara historis, ada hubungan terbalik antara dolar dan emas: ketika dolar menguat, harga emas cenderung turun karena menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lain.

Namun, stabilitas dolar saat ini dinilai lebih disebabkan oleh posisi wait and see dari investor menjelang data ekonomi utama AS yang akan dirilis dalam beberapa hari mendatang, termasuk data inflasi dan tenaga kerja.

Prospek Harga Emas ke Depan

Meskipun mengalami koreksi tipis, prospek jangka menengah hingga panjang emas masih dianggap positif oleh banyak analis. Kombinasi dari ketidakpastian global, potensi pelemahan dolar, dan permintaan institusional tetap menjadi fondasi kuat bagi harga logam mulia ini.

Beberapa proyeksi bahkan menyebutkan bahwa harga emas bisa menembus $4.200–$4.300/oz dalam beberapa bulan ke depan, terutama jika terjadi eskalasi baru dalam konflik geopolitik atau pelemahan tajam di pasar keuangan global.

Namun, investor juga diingatkan bahwa volatilitas akan tetap tinggi, dan koreksi seperti saat ini dapat terjadi sewaktu-waktu sebagai bagian dari konsolidasi pasar.

Kesimpulan

Emas mengalami koreksi tipis setelah menembus rekor harga sepanjang masa di atas $4.000/oz. Koreksi ini wajar terjadi karena kondisi teknikal yang jenuh beli dan aksi ambil untung dari investor. Meskipun terjadi pelemahan, fundamental jangka panjang emas tetap solid berkat ketidakpastian global, kebijakan moneter longgar, serta pembelian dari bank sentral.

Sementara sebagian daya tarik safe haven sempat mereda karena perkembangan positif di Timur Tengah, pasar tetap waspada terhadap potensi perubahan situasi geopolitik. Logam mulia lain seperti platinum, paladium, dan perak juga ikut terkoreksi namun masih dalam tren kuat.

Ke depan, prospek emas masih positif, dengan potensi mencetak rekor-rekor baru jika sentimen pasar kembali memburuk. Investor disarankan tetap mencermati kondisi makro global dan tidak terlalu terpaku pada pergerakan harian yang fluktuatif.

 
Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!


bestprofit futures

Tidak ada komentar:

Posting Komentar